Senin, 26 April 2010

Yunani Minta Uni Eropa dan IMF untuk Mengaktifkan Kesepakatan Bailout


Yunani meminta unutuk mengaktifkan sebuah bantuan penyelamatan finansial senilai 45 milyar euro atau setara dengan $60 milyar tahun ini dalam sebuah uji coba yang belum pernah dilakukan sebelumnya bagi stabilitas euro dan kohesi politik Eropa. Permintaan untuk bantuan dari Uni Eropa dan IMF dilakukan menyusul melonjaknya suku bunga pinjaman ke apa yang PM Yunani George Papndreou sebut sebagai level yang tidak berkelanjutan yang mendera upaya untuk memangkas defisit anggaran yang saat ini mencapai lebih dari empat kali lipat limit Uni Eropa. Papandreou meminta uantuk membuka paket senilai 45 milyar euro tersebut hari Jum’at kemarin setelah investor mengkhawatirkan kemungkinan kebangkrutan yang menekan bunga pinjaman ke rekor tertinggi yang juga mendera upaya Athena untuk memangkas utangnya yang mencapai 300 milyar euro.

Dengan utang nasional senilai hampir 300 milyar euro dan investor meminta hampir tiga kali lipat dari apa yang mereka minta dari Jerman untuk surat utang 10-tahun, Yunani dihadapkan pada sebuhan kekacauan fiskal yang mengancam meluas ke Spanyol dan Portugal, memaksa Uni Eropa untuk menyusun sebuah fasilitas bantuan siaga. Pertaruhannya adalah masa depan 11 tahun euro setelah pare pendirinya memberi bank sentral eropa (ECB) tanggung jawab untuk suku bunga sementara meninggalkan kebijakan anggaran dalam kapital nasional.

Permintaant tersebut datang sehari setelah imbal hasil surat utang 2-tahun mencapai 11 persen, mendekati imbal hasil Pakistan, dan Moody’ Investor Services menurunkan peringkat kredit Yunani satu tingkat ke A3 seraya menyatakan tengah mempertimbangkan untuk penurunan berikutnya. Pada awalnya surat-surat berharga Yunani rally pasca pernyatan tersebut dan kemudian menguarngi penguatannya. Imbal hasil obligasi pemerintah Yunani meningkat 4 basis point menjadi 1.672 persen, level tertinggi sebelum mulainya euro tahun 1999 dan lebih dari 10 kali imbal hasil obligasi Jerman. Imbal hasil tersebut kemudian turun lebih dari 200 basis point.

Euro, yang anjlok 7 persen tahun ini setelah Yunani menggerus kepercayaan terhadap mata uang tunggal tersebut, menguat hingga $1,3400 hari Jum’at kemarin setelah terpuruk ke level terendah selama satu tahun ke $1.3261. Ekonom termasuk profesor dari Universitas Harvard Martin Feldstein menyatakan mata uang tunggal akan goyah disebabkan perbedaan ekonomi tidak dapat tuntas dibawah satu payung moneter. Permintaan Yunani emmbtuhkan persetujuan dari seluruh 15 anggota negara-negara Uni Eropa lainnya. BlackRock Inc., manajer keuangan terbesar dunia, mengekspresikan perhatiannya terhadap sebuah penolakan dari warga di negara-negara US dollar yang tengah mempersiapkan untuk memberi bantuan.

Parlemen Luxembourg kemarin menyetujui bagian dari utang tersebut. Juru bicara menteri keuangan Perancis Michael Offer menyatakan Perancis siap mengalokasikan dana, yang masih perlu persetujuan legislatif. Jerman, yang akan memberi 8.4 milyar euro pinjaman, siap untuk melakukan tindakan atas persetujuan parlemen. Pejabat Uni Eropa menyatakan fasilitas bantuan tiga tahun untuk Yunani menawarkan senilai 30 milyar euro dalam bentuk pinjaman dari Negara-negara Uni Eropa tahun ini dengan bunga di bawah bunga pasar sekitar 5 persen. Senilai 10 milyar euro tersedia dalam tiga tahun pertama dari IMF pada bunga tetap lebih rendah. Pemerintah Yunani memulai pembicaraan pada 21 April lalu di Athena dengan Uni Eropa dan IMF untuk menyusun kondisi pada pendanaan sebelum mereka keluarkan. Juru bicara Uni Eropa Amadeu Altafaj menyatakan pertimbangan, yang biasanya memakan waktu antara dua hingga tiga pekan, mungkin akan diselesaikan dalam beberapa hari.

Menteri Keuangan Yunani George Papaconstantinou menyatakan proses persetujuan oleh Uni Eropa dan IMF akan berjalan bersamaan dan secara cepat. Dia menyatakan bahwa pencetusan fasilitas bantuan tidak meninggalkan keraguan seputar kemampuan Yunani untuk membayar utang bulan depan dan bahwa negara akan kembali memintan pasar saat kondisi tepat. Dibawah aturan Uni Eropa, pemerintah harus menjaga defisit anggarannya di bawah 3 persen dari GDP. Sementara Uni Eropa dapat menghukum negara-negara yang melebihi limiat tersebut, tidak ada negara yang diberi sanksi sejak euro diintroduksi tahun 1999. Dari 16 anggota Uni Eropa, hanya Luxembourg dan Finlandia yang memiliki defisit diantara limit tahun lalu. Target pemotongan defisit pemerintah dipertanyakan hari Kamis lalu setelah Eurosata, lembaga statistik Uni Eropa, merevisi meningkat defisit Yunani tahun 2009 menjadi 13.6 persen GDP dan menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan kelanjutan revisi hingga 14.1 persen GDP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar