Rabu, 31 Maret 2010

Kepercayaan Konsumen Amerika Meningkat pada Bulan Maret; Ekonomi Inggris


Kepercayaan konsumen Amerika mengalami peningkatan signifikan pada bulan Maret ditopang oleh sedikit meningkatnya optimisme terhadap pasar tenaga kerja, demikian laporan dari lembaga survey independent hari Selasa kemarin. The Conference Board, sebuah kelompok industri, menyatakan indeks sikap konsumen (the Conference Board’s confidence index) meningkat menjadi 52.5 pada bulan Maret dari revisi meningkat 46.4 pada bulan Februari, melampaui rata-rata perkiraan ekonom dalam survey Reuters yang memperkirakan meningkat menjadi 50.0.

Kepala Ekonomi di MF Global Ltd. di New York James O’Sullivan, yang memperkirakan sentimen akan meningkat, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, menyatakan dengan indikasi peningkatan di pasar tenaga kerja, kepercayaan kemungkinan akan meningkat dan kemudian menurun pada beberapa bulan mendatang. Nilai indeks kepecayaan masih tetap pada level rendah. Awan mendung masih menyelimuti pasar tenaga kerja seiring rendahnya perekrutan oleh perusahaan-perusahaan maupun ekspansi yang dimulai sejak pertengahan 2009 berada pada puncaknya sehingga mendorong perusahaan-perusahaan meningkatkan daftar penggajiannya. Akan dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk menopang peningkatan belanja konsumen yang meliputi sekitar 70% dari ekonomi Amerika.

Says Lynn Franco, Direktur the Conference Board Consumer Research Center, sebagaimana dikutip dari situs resmi the Conference Board menyatakan kepercayaan konsumen, yang turun tajam pada bulan Feburai, diatur untuk menutupi penurunan besar pada bulan Maret. Bagamanapun, meskipun bulan ini mengalami peningkatan, konsumen terus mengekspresikan perhatiannya seputar kondisi bisnis saat ini serta kondisi pasar tenaga kerja. Dan, pandangan mereka untuk enam bulan mendatang masih lebih pesimis. Secara keseluruhan, level kepercayaan konsumen tidak berubah secara signifikan sejak musim semi lalu.

Penilaian konsumen terhadap kondisi saat ini sedikit negative pada bulan Maret. Jumla responden yang mengkalim kondisi bisnis buruk turun menjadi 42.8% dari 45.1% bulan sebelumnya, sementara yang mengklaim kondisi bisnis baik meningkat menjadi 8.6% dari 4.68% bulan sebelumnya. Penilaian konsumen terhadap pasar tenaga kerja juga sedikit pesimis. Mereka yang menyatakan pekerjaan sulit diperoleh turun menjadi 45.8% dari 47.3%, sementara mereka yang menyatakan pekerjaan berlimpah meningkat menjadi 4.4% dari 4.0% bulan sebelumnya.

Berkenaan dengan pandangan konsumen terhadap pasar tenaga kerja, persentasi konsumen yang memperkirakan sedikit pekerjaan pada bulan mendatang turun menjadi 21.6% dari 24.7% bulan sebelumnya. Yang mengantisipasi lebih banyak perjaan akan tesedia meningkat menjadi 14.6% dari 13.2%. Proporsi konsumen dalam mengantisipasi peningkatan dalam pendapatan juga meningkat menjadi 10.5% dari 10.1 bulan sebelumnya.

Para pejabat the Federal Reserve pekan lalu memberi signal bahwa pemulihan ekonomi Amerika tidak cukup kuat untuk menumbuhkan inflasi, mengurangi pengangguran secara cepat, atau memberi alasan pengakhirkan rekor terendah suku bunga. Meskipun ekonomi terus menguat, pembuat keputusan Fed menyatakan dalam statement-nya pasca meeting tanggal 16 Maret lalu bahwa para pengusaha tetap enggan untuk menambah daftar penggajiannya. Amerika mungkian akan membukukan peningkatan bulanan terbesar pekerjaan selama tiga tahun pada bulan Maret. Berdasarkan hasil survey, ekonom memperkirakan tanggal 2 April mendatang Departemen Tenaga Kerja akan melaporkan bahwa 184.000 tenaga pekerjaan bertambah pada bulan ini.

Meski demikian, Courtney Schlisserman di Bloomberg.com menyatakan berdsarkan sebuah survey terhadap para ekonom oleh Bloomberg, tingkat pengangguran diproyeksikan akan berakhir pada 95.% tahun ini, menunjukan pasar tenaga kerja akan terus menjadi tantangan bagi konsumen tahun ini. Tingkat pengangguran mencetak level tertinggi selama 26 tahun pada bulan Oktober ke 10.1%.

Ekonomi Inggris

Ekonomi Inggris keular dari resesi selama 18 bulan pada akhir tahun lalu dengan kondisi yang lebih baik dibanding perkiraan sebelumnya, meskipun para analis masih mengantisipasi bagian-bagian berbahaya bagi kelanjutan pertumbuhan. Kantor statistik nasional kemarin menyatakan gross domestic product (GDP) tumbuh 0.4% pada tiga tahun terakhir 2009, diatas perkiraan untuk tanpa revisi pertumbuhan sebesar 0.3% dan pertumbuhan kuartalan pertana sejak awal tahun 2008.

Kepala ekonomi di Investec Philip Shaw menyatakan, outlook kurtal pertama tahun ini masih tidak menentu. Namun kita tetap menulis dalam sebuah gambaran GDP postif. Ini tetap menjadi perkara bahwa ekonomi rentan dan tetap membutuhkan derajat kebijakan akomodatif yang tinggi guna memungkinkannya mendapatkan daya tarik.

Risk Appetite

Cerahnya outlook pemulihan ekonomi global mendorong minat investor terhadap asset-aset beresiko. Meningkatnya minat investor terhadap resiko mendorong dua mata uang aman (US dollar dan yen) melemah terhadap mata uang utama lainnya kecuali euro. Minat investor terhadap asset-aset beresiko juga meingkat seiring peningkatan di pasar saham dan minyak yang diperdagangkan pada level tertinggi selama lebih dari satu pecan.

Dua mata uang aman (US dollar dan yen) juga melemah terhadap sterling seiring penguatan sterling ke level tertinggi sejak 19 Mei setelah sebuah laporan menunjukan ekonomi Inggris meningkat pada kuartal keempat lebih cepat disbanding perkiraan sebelumnya dan harga perumahan meningkat bulan lalu. Euro mengikis penguatannya terhadap US dollar setelah surat utang bertenor 7 tahun Yunani jatuh pada perdagangan perdananya; nebambah perhatian Negara tersebut akan berjuang lebih keras untuk melawan defisit. Muramnya outlook masalah utang Yunani juga menekan euro melemah terhadap yen ditengang meningkatnya minat investor terhadap set-aset beresiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar