Rabu, 24 Maret 2010

Penjualan Rumah Amerika Turun 3 Bulan Berturut-turut; Yunani


Daily Brief (24-03-2010), Penjualan rumah bekas pakai (existing home sales) di Amerika turun untuk ketiga kalinya berturut-turut pada bulan Februari. The National Association of Realtors (NAR) kemarin mengumumkan penjualan rumah bekas pakai bulan Februari turun 0.6% (MoM) menjadi 5.02 juta unit (annual rate). Penurunan tersebut sedikit lebih besar dibanding median forecast dalam polling Reuters yang memperkirakan turun 5 juta unit. Turunnya penjualan menyebabkan meningkatnya persediaan rumah belum terjual di pasar, menunjukan bahwa pasar perumahan tengah berjuang untuk menemukan titik terendahnya.

Data tersebut menunjukan kesulitan pada satu waktu krusial untuk pasar perumahan dimana bank sentral, the Federal Reserve, bermaksud mengangkat program pembelian aset-aset sekuritas berbasis kredit perumahan. Program tersebut telah menekan suku bunga kredit ke rekor terendah dan membantu pasar secara perlahan bangkit dari penurunan selama 3 tahun. Analis terusik dengan meningkatnya inventaris yang untuk pertama kalinya dalam 7 bulan serta lonjakan persediaan bulan lalu yang meningkat ke level tertinggi sejak Agustus tahun lalu.

Craig Thomas, ekonom senior di PNC Financial Services di Pittsburgh, sebagaimana dilaporkan Reuters, menyatakan “sulit bagi kami untuk tidak memperkirakan kenaikan harga pada jangka menengah. Kami melihat rata-rata harga perumahan flat tahun ini, tidak setiap bulan, sebagian mengalami membludaknya persediaan.

Penjualan perumahan meningkat dari September hingga November tahun lalu dibalik paket pemotongan pajak sebesar $8.000 bagi pembeli perumahan. Bahkan meskipun paket pemotongan pajak diperpanjang dan diperluas, penjualan tetap berkurang, meningkatkanke khawatiran kejatuhan kembali sektor perumahan yang merupakan pemicu utama resesi terdalam sejak 1930-an. Menurut para anails, pembelian perumahan meningkat guna mendapatkan keuntungan atas paket pemotongan pajak yang pada mulanya dijadwaklan berakhir bulan November lalu. Keraguan pada saat-saat akhir meningkatkan penjualan akan terealisasikan seiring langkah para pembeli berusahan untuk memanfaatkan deadline penandatanganan kontrak pada bulan April dan tuntas pada bulan Juni.

Pertanyaan utama tetap pada apakah paket pemotongan pajak bagi pembeli perumahan kedua akan mendorong penjualan. Sejauh ini, pemulihan pasar perumahan berjalan sangat lamban, dan paket pemotongan pajak kedua nampaknya akan memberi dampak yang kecil. Menggarisbawahi rentannya pemulihan pasar perumahan, satu dari lima pengembang perumahan terbesar KB Homes membukukan kerugian yang lebih besar dibanding perkiraan pada kuartal pertama hingga 28 Februari lalu seiring turunnya harga dan permintaan terhadap perumahan.

Dengan turunnya penjualan bulan lalu, persediaan rumah bekas pakai untuk dijual melonjak menjadi 9.5% menjadi 3.59 juta unit. Data tersebut merepresentasikan persediaan untuk 8.6 bulan. NAR menyalahkan meningkatnya perseidaan terhadap gelombang kesulitan membanjirnya properti di pasar. Meningkatnya persediaan rumah di pasar menekan rata-rata harga perumahan turun 1.8% dari Februari tahun lalu menjadi $165.100. Data dari the U.S. Federal Housing Finance Agency menunjukan harga perumahan turun 0.6% pada bulan Januari (MoM) dan turun 3.3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Berakhirnya paket subsidi pajak dan program pembelian aset sekuritas berbasis kredit perumahan oleh the Fed berarti pasar perumahan akan terus tertekan hingga paruh kedua tahun ini. Data tersebut menunjuk pada kondisi sangat berat paruh kedua tahunini di pasar perumahan yang akan menonjolkan babak yang lain penurunan harga bagi pemilik rumah di berbagai area Amerika.

Yunani

Selain data pasar perumahan Amerika, isu lain yang turut mempengaruhi aktivitas perdagangan di pasar finansial hari Selasa kemarin adalah perkembangan proses penanganan krisis keuangan publik Yunani. Hari Selasa kemarin, pasar dikejutkan dengan pernyataan dua negara besar Uni Eropa, Jerman dan Perancis berkenaan dengan bantuan bagi Yunani. Pemerintah kedua negara sepakat untuk membiarkan Yunani meminta bantuan dari IMF dalam mengatasi defisit anggaran dan gelembung utangnya. Pernyataan tersebut kontras dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya dimana Jerman menentang keras niat Yunani menghubungi IMF.

Tentangan kini datang dari para analis. Sebastien galy, currency strategist di BNP Paribas, dikutip dari Bloomberg, menyatakan menghubungi IMF tidak akan menyelesaikan masalah. Itu sama saja dengan mengalihkan utang dari satu bagian sistem ke bagian sistem yang lainnya. Pernyataan tersebut menimbulkan spekulasi bahwa pertemuan tingkat tinggi Uni Eropa yang akan digelar tanggal 25-26 Maret mendatang tidak akan menghasilkan keputusan yang diperlukan untuk mengatasi bebn utang dan defisit anggaran Yunani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar